menu

KEBIJAKAN SOEHARTO DALAM MENGURANGI JUMLAH PENDUDUK TAHUN 1957

KEBIJAKAN  SOEHARTO  DALAM  MENGURANGI  JUMLAH PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA  TAHUN 1957 Oleh :  DEVI WILANTRI Pembim...

musik era soekarno



Koes Plus Versus Soekarno ?
          Siapa sih ? anak muda di era sekarang yang tidak mengenal group band Koes Plus atau yang lebih di kenal dengan istilah The Beatlesnya Indonesia. Group band yang terbentuk tahun 1960 sampai saaat ini karya – karya dari group band ini masih digemari dan dinikmati oleh lapisan masyarakat di indonesia. penikmatnya mulai dari orang tu, anak muda serta sebagian anak – anak pun menggemarinya karya mereka. Hal ini tercemin dari masih sering diputarnya lagu mereka di berbagai acara musik baik di televisi maupun di radio bahkan lagu – lagu mereka sering kali di rekam ulang oleh group band ternama seperti Noah, Musikimia, dan lain – lain hal itu jelas mempertegas kesuksesan dan legendarisnya group band tersebu ( Roling Stone Indonesia, 2015 ), namun siapa yang menyangka di balik kesuksesannya tidak banyak masyarakat era sekarang yang mengetahui pada awal terbentuknya group band ini pernah bersitegang bahkan pernah dimasukan ke penjara oleh soekarno yang menganggap band ini merusak mental anak muda karena karakter musiknya bersifat kebarat – baratan. Pada 1 juli 1965 pasukan tentara dari komando operasi tertinggi ( KOTI ) menangkap tiga dari empat personel koes plus yaitu tony, yon dan yok koeswoyo dengan dilandasi Surat Perintah Penahanan Sementara bernomor 22/0134/SPPS/1965 yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta dengan tanda tangan dari jaksa Aroen ( Yahya, 2008 ) . hal ini adalah bentuk ketegasan soekarno dalam melarang musik kebarat – baratan yang berkembang di indonesia pernah ia sampaikan dalam sebuah pidato kemerdekaan 17 agustus 1959 bung karno mengatakan dengan suara khas dan lantang sebagai berikut ini
            “ Dan engkau, hei pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi; engkau jang tentunja anti-imprialisme ekonomi, engkau jang menentang imprialisme politik; kenapa di kalangan engkau banjak jang tidak menentang imprialisme kebudajaan? Kenapa di kalangan engkau banjak jang masih rock-„n-roll-rock-„n-rollan, dansi-dansian ala cha-cha-cha, musik-musikan ala ngak-ngik-ngok, gila-gilaan, dan lain-lain sebagainja lagi? Kenapa di kalangan engkau banjak jang gemar membatja tulisan-tulisan dari luaran, jang njata itu adalah imprialisme kebudajaan “
 ( Koe plus Wodpress. Com )
Tentu hal ini bagaikan “ boomerang “  tersendiri bagi group band koesplus. Hal ini di perparah ketika artikel Farram (2007) memuat berita tentang Koes Bersaudara sebelum dipenjara pada bulan Juli, Koes Bersaudara telah dimuat dalam artikel yang ditulis oleh Harian Rakyat pada 14 Maret 1965 karena telah membawakan lagu The Beatles di sebuah restoran didaerah Bandar Udara Kemayoran Jakarta, dimana di daerah tersebut banyak terdapat turis asing yang lalu lalang, sehingga Koes Bersaudara dianggap memberikan kesan buruk tentang budaya Indonesia. Dalam artikel tersebut juga ditampilkan karikatur berupa sindiran sinis kepada para personil Koes Bersaudara. Dalam karikatur tersebut digambarkan keempat personil Koes Bersaudara dengan gaya. The Beatles yang menyambut kedatangan turis asing dengan spanduk bertuliskan ”Welcome to Indonesia”. dalam situs  www.garagehangover.com
            Sikap tegas – tidak toleran bung karno terhadap budaya asing, entah itu dari budaya Belanda atau budaya asing lainnya, ditunjukan kepada budaya – budaya yang tidak hanya membuat bangsa indonesia tidak mandiri, tidak percaya diri dan bermental penjiplak. Lebih jauh lagi, penolakan ini harus dilakukan apabila budaya asing disinyalir akan merosotkan moral bangsa indonesia, terutama moral generasi muda, generasi yang akan mengisi kemerdekaan fisik indonesia ( Rhoma Dwi Aria Yulianti dan Muhidin M. Dahlan, Op.cit. hal 416 ).  Bung Karno menganggap kriteria musik koes plus percis menjiplak group band asal inggris the beatles yang disebut bung karno dengan istilah musik “ ngak – ngik – ngok”  dan lagu – lagu “ kambing kebelet kawin “. Bung karno menganggap musik seperti itu adalah salah satu bentuk dari kebudayaan yang harus ditolak oleh bangsa indonesia, karena musik model seperti ini akan merosotkan moral bangsa indonesia, tidak cerdas, hanya mengejar estetika belaka dan mengkerdilkan kesadaran serta mental anak muda (  pahrizal,2014:154 ).  
            Namun virus yang ditularkan koesplus tidak mudah dibendung secara penuh oleh bung karno. Musik koes plus terlanjur membuat para pemuda indonesia pada saat itu menjadi terhibur dan menikmati musik tersebut. tidak hanya dari segi musiknya saja yang di gemari anak muda. Gaya berpaikan dan potongan rambut para personel koes plus diikuti oleh pemuda tersebut. tentunya hal ini pun menambah amarah bung karno karena tentu perilaku seperti sangat dibenci oleh soekarno lantas bung karno memerintahkan kepada pihak kepolisian dan tentara agar menghukum para pemuda yang terbukti bergaya ala personel koes plus maupun terbukti menyimpan lagu ngak – ngik - ngok hukuman tersebut ada yang berupa pemangakasan rambut dan pembakaran piringan album. ( Harian Rakyat, 6 April 1965 ).  Lantas karena pengaruh yang besar terhadap sikap pemuda indonesia yang menjadi kebarat – baratan koes plus bersaudara dianggap telah melakukan tindakan subversif.
            Itulah sekilas tentang musik di era bung karno. Pada saat itu bung karno sangat melarang dengan tegas musik yang kebarat – baratan karena musik seperti itu dianggap merusak mental anak muda. Sikap tegas bung karno ini sangat beralasan karena pada saat itu indonesia baru saja merdeka dan sangat membutuhkan para pemuda yang bermental nasionalis, perkerja keras dan produktif. Meskipun bung karno telah membendung musik kebarat – baratan tetap saja ada sekelompok anak muda indonesia yang mucncul dengan idelias musik ala the beatles yang sangat digemari oleh pemuda indonesia tentu hal ini menjadikan amarah bung karno semakin besar. Dan menganggap koes plus telah melakukan tindakan yang subversif.

Sumber

Pahrizal, S. Sos, MA. 2014. Trisakti Bung Karno untuk Golden Era Indonesia, Yogyakarta : Media Pressindo
Suryanegara, Mansyur A.2009. Api Sejarah. Bandung : Salamdani
www. Harian Rakya.com ( Harian Rakyat, 6 April 1965 ).  Di akses 22 Febuari 2017 pukul 16:32 wib
www.garagehangover.com /read/karikatur koes plus dan the beatles di akses pada tanggal 22 Febuari 2017 pukul 14:22
www.Roling Stones Indoneisa .com /read/10 group band legendaris  pada tanggal 22 Febuari 2017 pukul 14:29